Cerpen menarik yang terdiri dari beberapa part ini saya sajikan untuk memeberikan wawasan edukatif untuk semua orang yang sedang melakukan adaftasi dengan dunia menulis, hanya sekedar memeberikan informasi aja ya kalau menulis itu membuat indah menulis itu membuat bahagia semua apa yang ada dipikiran bisa tertuang dalam pena dengan mudah, sama halnya dengan saya. Waktu dulu-dulu saat guru Bahasa Indonesia menugaskan membuat cerpen pasti yang kebayang dipikiran saya itu ruwet belum mulai nulis bawaannya udah pengen cepet kelar, malah sampe malesnya itu berani copast dari internet parah bangett kan ! tapi perlu kalian sadari menulis itu mudah jadi apa salahnya mencoba buat menulis sendiri pasti bakalan ada rasa bangga yang tinggi deh sama hasil karyanya sendiri !!!!!!!
Ayoooo mulai dari sekarang menulis, oiya
saya mau ngasih contoh nih cerpen karangan saya sendiri mudah mudahan aja bikin
kalian terinspirasi buat bikin cerpen
PART
KE-1
Jrengg
jrenggggg ……..
Mati Untuk
Narian
Narian waktu itu masih kecil, usianya yang
menginjak 14 tahun masih rentan dengan peluk kasih sayang seorang ibu, namun
harinya tak sesempura itu. Kala ia
terbayang akan orang yang mau mengasihinya, ia hanyan bisa memanggil nama ambu,
nenek tua yang sukarela menjaganya sampai usianya menginjak 14 tahun itu.
Narian kecil yang malang itu, tinggal berdua
di gubuk sederhana di daerah Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Tetangga di sekitar
rumahnya begitu berempati melihat
keadaan keluarga kecil itu. Aliran bantuan sukarela dari warga setempat selalu
mengalir untuk sekiranya membantu meringankan beban biaya kebutuhan harian
mereka yang hanya berpenghasilan kecil dari usaha Ambu yang hanya seorang pekerja
serabutan.
Usianya menginjak 18 tahun, pikirannya yang
masih terbawa pengaruh lingkungan belum bias ia berpik lebih dewasa dalam
menyikapi hidupnya. Seperti halnya saat ia membayangkan akan adanya kue impian
yang hanya bisa ia lihat dalam bayangan hayalnya “ aku tak serakus itu Ambu, aku hanya ingin kue
kecil sederhana yang Ambu berikan untuk pesta ulang tahunku, ya mungkin
bukanlah pesta tapi hanyalah sebuah perayaan sederhana yang mungkin pula bukan hal
yang sesederhana itu “ pikiran dangkal seorang anak dewasa karena tuntutan
zaman, namun itu hanya sebuah gumaman kecil yang hanya bisa didengar oleh kata
hatinya sendiri. Tak mampu anak yang terbilang kecil itu berani melukai
perasaan Ambunya yang begitu mencintainya.
Peluk dan kasih yang ia dapatkan dari Ambunya
tak mampu membendung tangis dan perasaan penasaran yang selalu ia lontarkan
kala ia bertemu dengan Tuhannya “ Ya Tuhan engkau begitu indah tak mampukah kau
tega melihat anakmu ini menangis merindukan ibunya, setiap saat ku teringatnya,
ku selalu mengadu kepadmu hingga usiaku kini tak kecil lagi , ya Tuhan kau tau malam
larutku ini selalu ku bayangkan akan ada suara yang mau mengiringi malamku
hingga ku benar benar tertidur
dipelukannya”. Rintihan lirih ia lantuntan untuk mengingatkan Tuhannya yang ia
rasa telah melewatkanya untuk mendapatkan kesempurnaan hidup.
Pagi yang cerah mewarnai Narian, hidupnya
begitu sederhana sesuai dengan pembawaannyan yang tak pernah mengumbar akan
sisi keseganannya, yang sesekali ia miliki saat ia berbicara. Di pagi buta,
langkah kakinya telah tertuju ke puncak gunung tertinggi Hawamerta, jaraknya
sekitar 2 km dari gubuknya. Jalan jauhnya itu ia tempuh sendirian, ditengah
jalan terbayang akan masa kecilnya yang begitu indah dengan Ambunya, dulu ia
masih mampu bercanda bersama Ambunya untuk melepas lelah yang dirasa, namun
kini tua menanti usia Ambunya, yang disadarinya memang itu sudah menjadi
tugasnya kini setelah degenerasi ia ketahui .
Menarik ga nih cerpennya ? belum kerasa yah
titik permasalahnnya apa makanya pantengin terus postingan saya yah jangan
sampe kalian ketinggalan cerpen part ke-2nya yaa
Yang mau
share soal tulis menulis sambil belajar bareng saya bisa di follow @sucianggraenii
https://twitter.com/sucianggraenii atau engga add fb saya : suchi anggraeni http://www.facebook.com/profile.php?id=100003184168916
Okeeee sucianggraeni235@yahoo.com
Okeeee sucianggraeni235@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar