Minggu, 16 September 2012

Mati Untuk Narian Part-3

 
   Haiiii ?????

   Kalian masih penasaran dengan part ke-3nya narian kan? makin kesini makin menarik kan?  Oh iya gimana udah biasa atau udah membiasakan menulis belum? Menulis itu mudah kan?

Udah ah cuap-cuapnya kita masuk ke part 3nya MATI UNTUK NARIAN yah !!!!1
Jreng jrenggg .........
          
  Semuanya dianggap telah berlalu bagai daun yang terbawa angin, tak ada jejaknya lagi akan kabar kedua orang tuanya. Sementara itu, keadaan mereka dilihat dari usia Ambunya yang semakin tua di ujung senja tinggal menanti ajal datang, Narian selalu menampakan wajah pasrah. Melihat Ambunya yang terkapar lemas, tergeletak di lantai yang beralaskan tikar di tengah rumah, ia hanya memberi abunya segelas teh dan bubur buatannya setiap pagi, siang dan sore. Tak mampu ia berikan obat untuk menopang rasa sakitnya yang diderita Ambunya itu, hari yang dilewatinya dengan rutin ia hitung dan ajal Ambunya pun terasa semakin jauh, terkadang ia berpikir jauh bahwa ia mengharapkan nenek tua itu cepat meninggal karena alasan ia tak kuasa menyaksikan penderitaan yang dialami nenek terkasihnya itu, namun disisi lain ia pun tak mau kehilangannya pula, jika dilihat ia hanya hidup berdua tak mau ia harus hidup sendirian.

Suasana pagi itu berbeda dari biasanya, suara kicauan burung yang saling bersahutan dengan suara ayam jantan yang biasanya ia dengar setiap pagi kini terasa sepi. Dan Pak sumadi pun yang biasanya rutin setiap pagi memberinya seberkas Koran untuk ia sebarkan ke kota tak ia lihat. Sekelebat cahaya yang saling mengisi pagi itu terasa aneh. “tak seperti biasanya !!, oh tuhan apa yang kurasakan perasaan yang menyayat-nyayat hati ini terasa peri, apalah tanda pagi ini untuk haru-hariku esok? Apakah ini awal semuanya ? “ Narian terus bertanya-tanya dalam hatinya atas apa yang ia rasakan. Ternyata memang betul sesaat ia membuka mata dilihatnya nenek tua yang sedang tersenyum itu menetesakan air mata yang penuh dengan keikhlasana. “cuppp ………… !” suara lirih membekukan suasana. Narian menyadari itu senyuman terakhir yang ia lihat dari neneknya itu.

Tak ada yang berbeda, harinya yang sepi tanpa sahabat karib ia lalui seorang diri sampai ia teringat kembali akan orang tuanya yang lalu telah mencarinya. Ia ingin lagi melihat orang tuanya itu. banyak usaha yang ia lakukan seperti dengan mencari-cari informasi ke kelurahan desa untuk mencari data orang asing yang pernah singgah di rumahnya sekitar 5 bulan terakhir lalu, sampai pada akhirnya ia menemukan klimaks datanya.

JALAN RAYA SENOPATI NO.67, PURWAKERTO  tercatat tebal jalan itu dikertas selembar yang diditipkan orang tuanya itu di kelurahan, mungkin orang tuanya itu menyadari bahwa suatu saat nanti hal ini akan terjadi pada puteri kecilnya itu. Ia bersih keras untuk menemui orang tuanya itu, namun sesaat sebelum ia benar-benar memutuskan untuk pergi ia deselimuti rasa bingung “ siapa yang akan menjaga kuburan Ambu kalau aku pergi ?” rasa wajar sebagai anak yang berbakti jelas melintasi pikirkannya. Tak  tahu apa yang harus ia putusankan, ia pun menceritakan akan keluh kesahnya pada Neneng tetangga jauhnya yang ia percaya menjadi sandaran keluh kesahnya setelah Ambunya meninggal.

“Neneng ngerti ko nar, Neneng juga ngerasain kalau lagi kangen sama emak bapak di Saudi, tapi Neneng juga ngerti ko Nar, kamu yang sabar ya Neneng ga bisa ngasih solusi apa-apa Neneng takut nyengsarain kamu Nar, kalau kata Neneg mah kamu ikutin hati kamu, insyaalloh itu pilihan yang paling bener, percaya ke Neneng ya Nar !”. Narian semakin bingung karena ia tak tau apa kata hatinya, ia hanya ingin menjaga kuburan neneknya untuk bukti ia sangat menghormati dan menyayanginya tetapi ia juga ingin sekali bertemu orang tuanya itu.


Menarik ga nih cerpennya ? makin kerasa yah titik permasalahnnya apa, makanya pantengin terus postingan saya yah jangan sampe kalian ketinggalan cerpen part ke-4nya yaa :)

                Yang mau share soal tulis menulis sambil belajar bareng saya bisa di follow @sucianggraenii https://twitter.com/sucianggraenii atau engga add fb saya : suchi anggraeni http://www.facebook.com/profile.php?id=100003184168916 . Okeeee sucianggraeni235@yahoo.com 

0 komentar:

Posting Komentar