Nih dia postingan saya buat ngelanjutin cerpen
yang dulu, masih pada ingat kan MATI UNTUK NARIAN ? ini kawan ceritanya ….
PART KE -2
Jreng jrenggg ..........
Langkahnya
sampai di gubuk tua tempatnya tidur. Gubuk yang hanya berpetakan satu ruangan
sempit, disitu mereka membagi susahnyan hidup berdua. Terdengar suara yang
membisingkan telinganya Narian, ia tersentak melihat ada dua orang tua yang
menangis di hadapan Ambunya itu. Ia mendengar lirih kalimat yang membuatnya
meneteskan air mata pula “Nek izinkan anakmu ikut kami, percayakan masa depannya
kepada kami, sungguh kami akan memberikanya kebahagia yang seharusnya ia
dapatkan dari orang tuanya sendiri, kami sadari atas apa yang telah kami
lakukan kepadanya tapi saat itu kami tak tau harus apa yang kami lakukan kecuali
kami titipkan kepadamu, satu-satunya orang yang kami percayai”. Narian mencoba
berbaik sangka kiranya itu hanya ucapa biasa saja, namun sesaat ia sampai di
rumahnya ibu muda itu memeluknya erat. Tak ada pikiran yang melintas di otaknya
Narian, ia hanya mengira perempuan muda itu ibunya yang tlah lama ia cari namun
dengan tanpa raut muka bahagia. Pelu hangat yang ia dapatkan itu dibalasnya
kembali dengan erat pula. Pelukan erat tersebut penuh cinta kasih tulus dari anak
yang terbuang.
Narian menangis, namun entah apa yang ia
pikirkan disela-sela tangisannya ia pun tertawa terpingkal-pingkal tak jelas,
semua orang yang ada merasa bingun begitupun kedua orang tua tersebut merasa
heran atas apa yang terjadi pada Narian.
Pikirannya yang kosong, ia tak terlalu
memperhatikan orng tua yang menangis itu ia hanya membayangkan sinetron yang ia
tonton tadi malam bersama rekan karibnya. Ia merasa ikut serta di ceritanya
merasa berada dalam sinetron itu “ Ambu !
ini lucu sekali macam mana ada ibu yang tega membuang anaknya dan kemudian
memungutnya kembali dari nenek tua seperti mu Ambu, sungguh konyolnya orang tua
ini hahaha” ucapan dalam kemelut tangisan yang belum ia hapus dari matanya itu.
Ibunya balik menjawab dengan nada perih atas ucapan Narian yang mengiris
perasaanya itu “ Sayang percayalah aku ini ibumu tanyalah sama Ambumu ini
sungguh percayalah sayang, akulah ibumu aku lah yang telah melahirkanmu !”
potong ibu muda itu. Percakapan yang dimulai dari tangis berubah menegang rasa
kesal yang menyelimuti hati Narian hilang sesaat kembali setelah ibu itu
mencium kening Narian. Ia tak bisa
membohongi dirinya sendiri, ia sadarai ia sangat merindungsn saat-saat seperti
ini.
Hidupnya yang begitu sederhana segala
persoalan pun ia lewati saja. Begitupun dengan kejadian saat itu memang Narian
seperti tak terlalu memperdulikannya namun dalam dirinya ia begitu sangat ingin
percaya itu, dalam pikirannya ia merasa bahwa apa yang telah ia lakukan memang
betul hal yang salah, namun itu satu-satunya cara untuk tak melukai perasaan Ambu.
Menurutnya “Aku akan jauh lebih sakit dan kecewa jika ku harus melihat Ambuku
yang ku sayang menangis karena ku percayai mereka dan aku memilih mereka”
Menarik ga nih cerpennya ? mulai kerasa yah
titik permasalahnnya apa, makanya pantengin terus postingan saya yah jangan
sampe kalian ketinggalan cerpen part ke-3nya yaa
Yang mau
share soal tulis menulis sambil belajar bareng saya bisa di follow @sucianggraenii https://twitter.com/sucianggraenii
atau engga add fb saya : suchi anggraeni http://www.facebook.com/profile.php?id=10 0003184168916. Okeeee sucianggraeni235@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar